Keris Merupakan Senjata Simbolik, Simbol dari Kedudukan Seseorang di Masyarakat

Keris tertua diduga dibuat sekitar abad ke 6 atau ke 7. Di kalangan penggemarnya, keris buatan masa itu disebut keris buda. Sesuai dengan kedudukannya sebagai sebuah karya awal sebuah budaya, bentuknya masih sederhana. Tetapi bahan besinya menurut ukuran zamannya tergolong pilihan dan cara pembuatannya diperkirakan tidak jauh berbeda dengan cara pembuatan keris yang kita kenal sekarang. Keris Buda hampir tidak berpamor. Seandainya ada pamor pada bilah keris itu, pamor itu selalu tergolong pamor tiban yaitu pamor yang bentuk gambarannya tidak direncakan oleh Sang Empu.

Keris Bukan Alat Pembunuh

Walaupun oleh sebagian peneliti dan penulis bangsa barat keris digolongkan sebagai jenis senjata tikam, sebenarnya keris dibuat bukan semata-mata untuk membunuh. Keris lebih bersifat sebagai senjata dalam pengertian simbolik, senjata dalam artian spiritual. Untuk "sifat kandel" kata orang Jawa. Karenanya oleh sebagian orang, keris juga dianggap memiliki kekuatan gaib.


Bagi yang percaya, keris tertentu dapat menambah keberanian dan rasa percaya diri seseorang, dalam hal ini pemilik keris itu. Keris juga dapat menghindarkan serangan wabah penyakit dan hama tanaman. Keris dapat pula menyingkirkan dan menangkal gangguan makhluk halus. Keris juga dipercaya dapat memudahkan pemiliknya mencari rejeki serta mengangkat derajat kedudukannya. Pendek kata, keris oleh sebagian orang dipercaya dapat dimanfaatkan tuahnya, sehinga benda itu dianggap bisa memberikan bantuan keselamatan bagi pemilik dan orang-orang disekitarnya.

Memang ada keris yang benar-benar digunakan untuk membunuh orang, misalkan keris yang pada zaman dulu dipakai oleh algojo keraton guna melaksanakan hukuman bagi terpidana mati. Bagitu pula keris-keris yang dibuat untuk prajurit rendahan. Namun kegunaan keris sebagai alat pembunuh ini pun sifatnya seremonial dan khusus, misal Kanjeng Kyai Balabar milik Pangeran Puger. Pada abad ke 18 keris ber-dhapur pasopati itu digunakan oleh Sunan Amangkurat Amral untuk menghukum mati Trunojoyo di alun-alun Kartasura.

Keris adalah benda seni yang meliputi seni tempa, seni ukir, seni pahat, seni bentuk, serta seni perlambang. Pembuatannya selalu disertai doa-doa tertentu, berbagai mentera, upacara dan sesaji khusus. Doa pertama seorang empu ketika akan mulai menempa keris adalah memohon kepada Yang Maha Kuasa agar keris buatannya tidak mencelakakan pemiliknya maupun orang lain. Doa-doa itu juga diikuti dengan tapa brata dan lelaku, antara lain tidak tidur, tidak makan, tidak menyentuh lawan jenis pada saat-saat tertentu.

Bahan baku pembuatan keris adalah besi baja dan bahan pamor. Bahan pamor ini ada empat macam :

Batu meteor atau batu bintang yang mengandung unsur titanium. Bahan pamor yang kedua adalah nikel. Sedangkan bahan pamor lainnya adalah senyawa besi yang digunakan sebagai bahan pokok. Biasanya, pamor jenis ketiga ini adalah besi yang disebut pamor Luwu. Sedangkan bahan yang keempat adalah senyawa besi dari daerah lain, yang bila dicampurkan pada bahan besi dari daerah tertentu akan menimbulkan nuasa warna serta penampilan yang berbeda.

Besi dan pamor ditempa berulang-ulang lalu dibuat berlapis-lapis. Pada zaman ini, umumnya paling sedikit 64 lapisan. Untuk pembuatan keris berkualitas sederhana diperlukan lapisan sebanyak 128 buah. Sedangkan yang kualitas baik harus dibuat lebih dari 200 lapisan. Baru setelah itu, untuk mendapatkan ketajaman yang baik, disisipkan lapisan baja di tengahnya.

Segala benda yang tipis akan menjadi jauh lebih kuat bila benda itu dibuat berlapis-lapis. Teori ini sudah dikenal oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lampau. Mereka menemukan teori ini dan mempraktikkannya, sekitar 7 atau 8 abad sebelum teknologi pembuatan tripleks atau kayu lapis (plywood) ditemukan dan diproduksi orang barat pada awal abad ke-16.

Pemilihan batu meteorit yang mengandung unsur titanium juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan, karena titanium ternyata memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis unsur logam lainnya. Unsur titanium itu keras, kuat, ringan, tahan panas, dan tahan karat. Dalam peradaban modern sekarang, titanium dimanfaatkan orang untuk membuat pelapis hidung pesawat angkasa luar, serta ujung roket dan peluru kendali antar benua. 

Sumber : Ensiklopedia Keris

0 Response to "Keris Merupakan Senjata Simbolik, Simbol dari Kedudukan Seseorang di Masyarakat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel