Cara Menyimpan dan Memelihara Pusaka agar tidak Berkarat dan Keropos
Jangkrak Keris
|
Tata Cara Pemeliharaan dan Penyimpanan Keris Pusaka-Keris atau Wesi Aji kita istilahkan dengan Besi Aji atau Besi Pusaka, walaupun dalam penelitian modern kini telah diketahui bahwa besi pusaka itu sebenarnya bukan hanya terbuat dari unsur besi saja, tetapi juga unsur-unsur nikel, sedikit seng, carbon dll. Istilah Besi Aji atau Wesi Aji atau Besi Pusaka ini kita gunakan hanya untuk mempermudah pengertian pembaca, bahwa yang kita maksud adalah benda-benda pusaka warisan leluhur berupa keris, cundrik, tombak, keris patrem dll. Pokoknya benda pusaka berwujud senjata yang terbuat dari bahan logam.
Wesi Aji tidak sama dengan pisau biasa, parang, pahat, arit atau perkakas tajam terbuat dari logam lainnya, walaupun jenis barang tajam ini sama-sama terbuat dari logam. Wesi Aji seperti keris, tombak dll, dibuat oleh seorang Empu, bukan oleh pandai besi biasa. Wesi Aji merupakan benda seni yang adiluhung, bukan hanya dilihat dari tata lahirnya yang indah, tetapi juga "isi" nya yang merupakan warisan leluhur yang pantas kita rawat dan kita pelihara sebaik-baiknya.
Menghormati dan memelihara sebaik-baiknya segala benda warisan leluhur bukanlah perbuatan yang musyrik atau meduakan Tuhan. Tentu saja kita tak boleh mendewa-dewakan keris, tombak, cundrik dll. Tak boleh meminta apapun dari Besi Pusaka itu, karena jika hal itu dilakukan, berarti kita sudah tergelincir dalam perbuatan musyrik.
Menyimpan keris dan benda-benda pusaka semacam itu, tentu berbeda dengan menyimpan benda-benda semacam pisau, pahat, gergaji dll. Benda-benda perkakas semacam pisau cukup kita simpan di tempat yang aman agar jangan digunakan untuk bermain-main oleh anak-anak karena berbahaya. Penyimpanannya cukup asal bisa memudahkan kita menggambilnya, kalau kita ingin menggunakannya.
Tetapi menyimpan keris dan benda-benda pusaka lainnya yang berkatagori Wesi Aji, ada aturan dan tata caranya tersendiri. Untuk menyimpannya harus kita perhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Bila kita memiliki keris, perlakukan keris itu seolah-olah adalah manusia anggota keluarga kita. Kita harus menghormatinya sehingga Ia pun menghormati kita. Jangan memperlakukannya dengan tidak hormat, tetapi juga jangan terlalu mengistimewakan/jangan mengkultuskan keris, jangan menjadikan suatu bentuk pemujaan.
- Jangan mencium bau keris dan jangan menyimpan keris di sela-sela tumpukan pakaian, karena keris mengandung racun yang tidak baik untuk kesehatan dan uapnya juga bisa meracuni kita.
- Tempat penyimpanan harus di tempat yang aman dari jangkauan anak-anak dan sebaiknya di tempat tertutup, seperti lemari dan yang semacam dengan itu.
- Jangan terlalu sering melakukan jamasan/memandikan keris, karena dapat mengikis logam keris. Cukup sekali saja dalam setahun, bulan suro atau maulid atau sekali saja seumur hidup kita yaitu pada saat pertama kita memiliki keris itu. Selebihnya cukup kita minyaki saja setiap 3 s.d 6 bulan sekali supaya tidak karatan.
- Jangan memberi sesaji macam-macam. Cukup kembang telon atau kembang setaman (kembang tujuh rupa) sesuai budaya jawa. Lebih praktis kalau kita meminyakinya sendiri dengan minyak cendana merah yang mencampur dengan singger, cukup dua atau tiga kali dalam setahun. Bila tempat menyimpan keris diberi dasar kain berwarna hitam akan dapat menaikkan kekuatan dan kegaibannya.Minyak Singer
- Usahakan untuk mengetahui sendiri keperluan keris kita. Walaupun perlu, tetapi jangan bergantung pada pendapat orang lain, walaupun perlu, tetapi jangan bergantung pada pendapat orang lain, walaupun dia seorang ahli kabatinan. Kita bisa tahu sendiri tetang karakter keris dengan menayuhnya sendiri. Manfaat lainnya adalah kita akan menjadi lebih mengerti mengenai keris kita dan secara psikologis kita dan si keris akan menjadi lebih deket.
- Keris yang baik untuk kita, akan menyesuaikan diri dengan kehidupan kita, dan tidak akan meminta perlakuan yang merepotkan kita. Bila keris itu meminta perlakuan yang aneh atau merepotkan kita, misalnya minta dibakarkan menyan, minta diberikan sesaji daging mentah, telor ayam mentah, darah ayam, dsb, berarti keris itu tidak baik untuk kita.
- Keris yang tidak baik atau tidak sejalan dengan kita sebaiknya jangan kita paksakan untuk kita miliki, supaya kita tidak terbebani oleh pangaruh buruknya.
- Bila kita tidak menginginkan keberadaan suatu keris dengan alasan pribadi atau pun alasan agama, jangan kemudian keris itu disepelekan dengan begitu saja, dibiarkan tersimpan di gudang, dikolong tempat tidur dsb. Apalagi dibuang lebih baik kita serahkan kepada orang lain yang mungkin lebih mengerti dan bisa merawat keris itu atau kita serahkan saja ke museum.
- Tempat penyimpanan harus di tempat terhormat, artinya jangan di sembarang tempat, yang rasanya akan meremehkan. Tentunya kita tak akan menyimpan benda-benda pusaka warisan leluhur di dapur, kamar mandi dll. Terutama benda-benda seperti keris pusaka dll.Lemari Keris
- Simpanlah keris di tempat yang bersifat pribadi, yang tidak sembarang orang boleh masuk ke dalamnya dan menjamah keris, misalnya kamar tidur, tidak di ruang tamu. Letakkan keris di tempat yang tinggi, tidak lebih rendah dari tinggi dada orang dewasa. Jangan di bawah, apalagi di lantai. Bila disimpan di lemar, letakkan di rak paling atas. Lebih baik kalau digunakan tatakan khusus untuk keris (jangrak keris) dan tidak ditempel atau digantung di dinding.
- Tempat penyimpanan harus bersih, dalam dunia pengetahuan modern, kita ketahui bahwa kekotoran debu dll, dapat menyebabkan benda-benda terbuat dari logam akan cepat rusak.
- Tempat penyimpanan harus kering tidak boleh lembab. Sebab udara yang lembab mempercepat proses oksidasi pada logam sehingga besi pusaka itu menjadi cepat kena karat.
- Tempat penyimpanan harus diam, stabil, tidak sering terkena getaran, karena getaran-getaran yang terus menerus, dapat menyebabkan "pesi" menjadi longgar dan lama kelamaan lepas. Oleh karena itu, jangan menyimpan keris di kamar yang berdekatan dengan mesin diesel, generator, bengkel mobil dan tempat-tempat yang semacam itu.
- Menyimpan keris sebaiknya diletakkan pada posisi berdiri dengan ujung keris di bawah dan pegangannya di atas. Kalau hal ini sulit dilaksanakan, maka penyimpanan keris boleh miring, artinya tidak terlentang atau tengkurap.
- Kadang-kadang ada beberapa keris yang terasa agak longgar dari warangkanya, sehingga keris itu mudah di tarik ke luar. Keris yang longgar seperti ini, kalau kurang hati-hati bisa berbahaya karena kalau lepas dari warangkanya, bisa jatuh hingga patah atau bahkan mengenai kaki atau tangan kita dan bisa menyebabkan luka yang tak kita ingini. Untuk menghindari dari hal-hal yang tidak kita ingini. Cara pengamanannya adalah dengan mengikatkan sebuah pita kain yang mengikatkan sebuah pita kain.
0 Response to "Cara Menyimpan dan Memelihara Pusaka agar tidak Berkarat dan Keropos"
Post a Comment